Jumat, 26 September 2014

Jangan remehkan daya ingat bayi

Copy from www.mommisdialy.com

Jangan remehkan daya ingat bayi.
Kalimat ini terbersit dalam pikiran saya setiap kali Aksa, bayi saya
yang berusia 15 bulan, menunjukkan hal-hal yang baru saja bisa dia
lakukan. Saya sering melihat beberapa kiat bagaimana melatih memori
bayi. Kurang lebih intinya adalah mengajarkan sesuatu kepada bayi
secara berulang dan berpola . Kiat tersebut membuat saya flashback ke
hari-hari yang saya alami seminggu belakangan bersama Aksa.
Kejadian pertama.
Sekembali dari mudik, saya rutin membacakan tiga buku cerita
berbahasa Inggris yang saya beli di kota asal saya. Dari ketiga buku
tersebut, hanya satu yang berbentuk touchables dan flappy, alias
memiliki tekstur untuk diraba dan berjendela . Sengaja saya belikan
yang touchables dan flappy karena saya menganggap minat baca Aksa
tidak begitu tinggi. Sudah saya belikan beberapa buku dan
membacakannya, tetapi hanya sejenak Aksa bisa duduk manis di depan
buku. Selanjutnya, ia pergi meninggalkan saya, duh…
Dengan buku berjendela ini, ternyata reaksinya sedikit berbeda.
Ketika saya ajari cara membuka jendela dan meraba teksturnya, dia
memerhatikan dengan tekun. Hingga akhirnya dia fasih lift the flap
sendiri. Karena melihat dia tertarik, setiap hari saya targetkan untuk
selalu membacakan ketiga buku tersebut, entah itu siang, sore atau
malam. Pokoknya kalau ia terlihat mulai mengacak-ngacak rak buku
ayah ibunya (Aksa gemar menjatuhkan buku di rak satu per satu),
saya manfaatkan untuk membuka buku dan mendongeng.
Belum sampai seminggu, hasilnya sudah terlihat. Saat itu saya sedang
sibuk di dapur, Aksa juga sibuk bermain dan mondar-mandir sambil
bersuara. Tiba-tiba, situasi hening. Saya pun menengok ke belakang,
dan Aksa sedang membuka-buka buku sendiri dengan serius..! Tak
terkira senangnya hati ini, akhirnya Aksa mau membaca buku atas
keinginan sendiri. Dan, di sekitarnya pun tidak terlihat buku
berserakan. Artinya, Aksa sudah tahu buku apa yang ingin dia ambil
dan di mana letaknya.
Ternyata kegiatan berulang memang mudah diingat. Mungkin dulu saya
terlalu cepat putus asa ketika membacakan buku dan Aksa malah
melarikan diri dari saya dan main bola, hehe… Bisa jadi bukunya
kurang menarik, cara membaca terlalu datar, atau timingnya salah.
Sekarang Aksa sering menyodorkan buku flappy tersebut kepada saya,
tanda minta dibacakan :)
Kejadian kedua.
Beberapa hari lalu, Aksa mendapat hadiah sepeda dari omnya suami
saya. Tentu saja kami senang, karena stroller sudah tidak sesuai lagi
dengan kemampuannya sekarang. Karena jalan depan rumah banyak
lubang dan becek, saya masih “menahan” sepeda itu untuk dipakai di
rumah dulu saja..maklum barang baru, hehe..
Bersepeda di dalam rumah tentu saja tidak bisa melihat apa-apa, hanya
mendapat the sense of riding saja untuk Aksa. Akhirnya, sambil
mendorong sepeda tersebut, saya menyanyi, atau mengajak Aksa
bicara (a.k.a bercerita, karena Aksa belum bisa bicara).
Saat itu saya sedang lelah, maka sambil duduk saya tarik dorong Aksa
di atas sepedanya sambil mengucap “Se-pe-da” berulang-ulang.
Mungkin ada sekitar 15 menit saya mengucapkannya. Kemudian iseng-
iseng saya tahan kalimat saya, “se-peee…” dan Aksa ternyata
melanjutkan “daaaa..”.
Saya pun kembali takjub, karena selama ini Aksa baru bisa mengucap
kata ayah, owoh haijah (Allahu akbar), dan atuh (jatuh). Akhirnya,
selama 15 menit berikutnya, saya mengulang kata “sepe..” dan Aksa
melanjutkan “..daa”. Sampai akhirnya sesi bersepeda pun usai.
Keesokan harinya, ketika saya bercerita pada suami, suami pun
mengetes Aksa. Ternyata Aksa masih bisa mengingatnya! Pantas saja
ketika Aksa di rumah eyangnya, ia bisa mengucapkan
Allohuakbar..ternyata karena eyang putrinya melatihnya setiap hari
tanpa saya sadari..
Kini, saya lebih optimis dalam mengajari Aksa segala sesuatunya.
Selama ini tampaknya saya mengajarinya random things, pokoknya
berbicara tapi tak berpola.. Ujung-ujungnya jealous karena anak
sepupu sudah bisa ini itu sementara Aksa belum, hahaha…
So, don’t underestimate your kids’ ability… Kita tidak tahu, apalagi
keajaiban yang akan ditunjukkannya besok, lusa, dan seterusnya,
hanya karena ia melihat, mendengar, dan mengulang apa yang kita
ajarkan :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar